Assalammualikum teman teman pembaca. Apa kabar semua? hari ini aku ingin berbagi cerita tentang liburan kami sekeluarga pada akhir tahun yang lalu.
Liburan ini sebanarnya tidak direncakan karena awalnya hanya ingin ke Pekan baru ngajak anak anak beli buku di Gramedia. Maklum di kotaku belum ada Gramedia. Sekalian memenuhi janji sama Wira untuk beli mainan sebagai hadiah karena dia sudah sunat.
Dua hari di Pekanbaru membuat kami bosan, gimana tidakkk seharian hanya nonkrong di mall bahkan kakak Lala seharian kerjanya hanya tiduran di kamar hotel.
Melihat situasi yang tidak bersahabat, suami ku mengajak kami jalan jalan ke Sumatra barat. Ajakan suami disambut sorak gembira anak anak, termasuk aku yang hampir tiga tahun tidak ke Sumbar.
Aku yang berdarah Minang, senang banget jika bisa menginjakan kaki di raman minang ini. Walaupun aku dilahirkan dan dibesarkan di di Riau, tapi selalu kangen akan ranah minang. Lihat bukit dan gunung yang berbaris menjulang, pemandangan alam yang elok dan udaran yang segar tak bisa kupungkiri kalo aku merasa nyaman berada di sana.
Berangkat sekitar jam 10 pagi dari Pekanbaru, sampai di rumah nenek ku sekitar jam 5 sore. Rumah nenek ku ini terletak dipinggir danau Singkarak. Jika hari angin dan air danau berombak, kami bisa mendengarkan suara ombak memecah pinggir danau dari rumah nenekku.
Sampai dirumah nenek, anak anak sudah tidak sabar ingin bermain air di danau . Membuat istana dari pasir, mencari pensi, saling ketawa dan siram siraman .... alhamdulilah...senangnya.
Bangun pagi pagi, lihat nelayan pulang menangkap ikan, asyikkkk banget. Ikan di danau ini rata rata berukuran kecil yang di sebut ikan bilih/ bilis. Nah...ikan ini nih favoritnya aku. di goreng kering, tabur bawang goreng, dimakan pake nasi hanget tambah samba lado dan rebus daun singkong....wissss gak terasa sudah dua piring nasinya raib...ha..ha...
Didanau ini juga ada sejenis kerang yang ukurannya kecil. Dinamakan Penci. Kemaren ketika baru nyampe, aku dibuatin tante pensi goreng. Enakkkk banget. makannya kriuk kriuk. tapi kalo lihat cara membersihkan dan mengeluarkan pensi dari cangkangnya rasanya aku kok gak tega makannya. Bayangin aja, kerang/ pensi yang ukurannya seujung kuku harus di buka satu persatu untuk mengeluarkan isinya. Satu pasu besar pensi jika dibersihkan hanya menghasilkan satu piring pensi.
Ini lho yang namanya pensi goreng. |
Dari atas bukit di depan rumah nenek, kita bisa menjumpai pemandangan yang sangat menakjubkan. Air danau singkarak yang tenang di kelilingi bukit yang menghijau, membuat hati tenaang. pengen berlama lama rasanya disini. tapi hari sudah keburu sore dan kami harus turun.
Untuk naik ke bukit ini gak perlu persusah payah, karena jalan menuju bukit yang diberi nama oleh penduduk sekitar dengan nama Tanjung Canada bisa di tempuh dengan mobil. Jalannya mulus banget. gak lama kok, lebih kurang 20 menit. Tapi yang nyetirnya harus sudah ahli ya...soalnya jalannya tanjakan banget. Alhamdulilah suami sudah terbiasa nyetir di situasi seperti itu.
Jalan jalan ke kota Solok, tidak lengkap rasanya jika tidak makan sate dan es tebak di pasar Solok. Es tebak adalah es serut yang dicampur tape, agar agar warna warni tak boleh ketinggalan tebak. Yaitu sejenis cendol yang berwarna putih yang terbuat dari tepung beras. (menurut keterangan yang jual lho..he..he..)
Saat minta izin foto bahan bahan es tebaknya ehhh malah yang punya warung ingin di foto. Ingin masuk blog juga katanya he..he... (Makasih uni untuk infonya ^-^ Moga dagangan nya semakin laris ya...)
Saat liburan dan lebaran bukit tinggi selalu macet oleh kendaraan yang sebagian besar datang dari luar kota, Aku dan keluarga masuk kota Bukit tinggi sekitar jam 11 siang kesulitan cari parkiran di areal jam gadang. jangankan di jam gadang, mulai dari Payakumbuh aja macetnya sudah terasa.
Sampai di Bukit tinggi kebagian parkir di jalan Ahmad yani. Tepatnya dekat bank BNI 46. Aku dan keluarga yang tidak begitu tau jalan menuju jam gadang, langsung naik Jenjang gadang. Di daerah ini banyak pedagang aksesoris yang menjual gelang dengan harga mulai 1000 rupiah. ( murah bingiizz ya..) ada juga pedagang makanan, salah satu yang aku coba adalah pergedel jagung. Pergedelnya di goreng dengan ukuran kecil sebesar kelereng. Selain itu ada juga tempat untuk tatto dan tindik lidah...(yang ini aku hanya lihat sepintas doang....gak berani he..he..)
Tidak jauh dari jam Gadang ada pasar raya (kalo gak salah ya....maaf kalo salah..) Disini bisa kita temui penjual buku, majalah dan novel dengan harga miring. Kakak Lala langsung kegirangan .. tanpa basa basi langsung memborong beberapa buah novel.
Selain itu ada tempat makan yang sayang banget kalo dilewatkan. Yaitu makan di pasa Lereng. Masakan disini khas minang banget, ada gulai usus, babat, tapi sayang disini tidak ada yang jual itiak lado hijau, yaitu makanan yang terkenal di Bukit tinggi ini. Kecewa juga sihhhh.... padahal pengan banget makan Itiak lado ijau, terutama suami. hick..hick...
Kami sekeluarga sempat sholat zuhur di mesjid Raya Bukit tinggi. Saat sholat masjid ini ramai. Alhamdulilah senang .... walau sibuk, masyarakat disini tidak melupakan sholat....
Makan sudah...sholat sudah, saatnya santai di depan Jam gadang....
Beli oleh oleh di belakang pasa. Disini juga dijual daging dendeng kering. Ukuran dagingnya besar lho...sekitar 30 x 100 cm.
Ada juga dadiah. yaitu yogurt dari susu kerbau yang difermentasi. rasanya asem. Makanan ini khas dari minang kabau. Dijual dalam batang bambu. Unik yaa.....
Suamiku yang baru pertama kali merasakan makanan ini langsung ketagihan. Katanya bikin badan seger.
Wahhhh...sudah panjang juga ya cerita liburanku. padahal baru dua hari.
Masih ada cerita tentang kota kota yang lain yang sempat aku kunjungi. In Sya Allah lain waktu aku sambung lagi.
Teman teman pembaca...cerita ini aku tulis berdasarkan pengalamanku ...semoga bisa jadi referensi teman teman untuk berlibur kelak. Bagi temen teman yang disumbar, kalo ada nama jalan atau daerah yang salah, mohon dikoreksi ya...
Wassalam...
0 komentar:
Posting Komentar