Pages - Menu

Kamis, 31 Desember 2015

Liburan di Pesisir Selatan

Assalamualaikum...
Tanpa terasa, hari ini adalah hari terakhir di tahun 2015. Biasanya aku menyapa sahabat diawak tahun, tapi kali ini pengen beda.... mumpung semua pekerjaan telah selesai, bisa nyantai dan mood berada di depan gadget pun baik... tunggu apa lagi....

Tapi kali ini aku tidak bercerita tentang makan. Aku pengen membagi cerita liburanku kepada sahabat dengan harapan bisa menjadi referensi liburan bagi sahabat semua. Seperti liburan tahun lalu, liburanku kali ini juga masih di Sumbar. Kenapa? Karena provinsi satu ini memiliki banyak tempat wisata yang selalu membuat ku terpesona. Selain itu jarak antara kotaku ke sumatra barat tidaklah terlalu jauh. Bagi ku liburan ke Sumatra barat selain memuaskan juga lebih hebat biaya.  Dan cita citaku...aku ingin menjelajahi semua tempat wisata di Sumatra barat. 

Jembatan kelok 9

Perjalanan liburan kami mulai jam 7.30 dari rumah (Dumai) menuju Singkarak Solok Sumbar yang menumpuh jarak lebih kurang 409,5 km. Jika perjalan lancar biasanya dapat ditempuh selama lebih kurang 10 jam. Kami tidak melewati Pekanbaru, tapi lewat petapahan yang langsung sampai di Bangkinang. 

Karena jalur ke Sumbar padat disebabkan hari kamis ini (24 Des 2015) adalah hari cuti bersama selama 4 hari berturut turut hingga minggu. Maka tak heran...macetpun tak bisa dihindari.

Sampai di Singkarak sekitar jam 17.30 sore menjelang magrib. Aku yang berangkat konvoi bersama adik adik, menginap dulu di pinggir danau singkarak. Kami tidak menyewa hotel karena disana ada rumah nenekku yang sekarang di tempati oleh tanteku.


Esok paginya kami melanjutkan perjalan menuju Painan. Untuk sampai ke Painan harus melewati Padang. Dan jalur yang terdekat adalah melalui sitinjau lauik. Jalur ini mendaki dan menurun. Sepanjang jalan pemandangan indah akan sahabat temui. Mendekati kota padang, sahabat bisa melihat kota Padang dari atas bukit. Rumah rumah penduduk berjejer dengan indahnya.

Untuk sampai ke Painan, dari Padang kami menuju teluk bayur. Perjalan mendaki melalui bungus. Jarak antara Padang ke Painan kami tempuh dalam waktu 2 jam. 
Jam 12 siang jelang sholat jum'at kami sudah sampai di salido. Pinggiran kota Painan (mohon koreksi jika salah ya.... maklum baru pertama kali kesini)

Mencari hotel bukan perkara mudah diPainan. Kami harus berputar putar pesisir selatan,  tapi tak kami jumpai hotel. Yang ada penginapan, itu pun sudah penuh. Akhirnya aku menelpon pak Adli. Beliau adalah agen perjalan ke pulau pagang dan pulau pulau yang ada dipesisir selatan. Aku mengenalnya melalui iklan di internet. Sebelum berangkat ke Sumbar aku juga telah janjian akan mencarter perahu melalui pak Adli.
Pak Adli menawarkan kami rumah bulatan 5 kamar, kamar mandi didalam dengan harga 2 juta permalam.  Tapi rumah inipun gagal. Dan Alhamdulilah...kami menemukan penginapan murah tapi bersih di daerah salido. Namanya... penginapan Rumah Mama. Harganya 150rb/malam untuk kamar tanpa TV dan 200 rb/malam untuk kamar ber TV. Jangan berfikir penginapan ini ber AC ya... kamarnya tanpa AC dan seperti rumah penduduk biasa. Menurutku ini tepatnya disebut home stay. Pemiliknya ramah banget. Lumayanlahhh...dari pada tidur dimobil kata suamiku ha..ha...


Setelah cek in dan membayar harga kamar kami menuju bukit langkisau. Bukit langkisau terletak tak jauh dari pantai Carocok. Jaraknya sekitar 2 km dari pantai carocok. Jika masuk ke area pantai carocok kita belok kiri, maka untuk sampai ke bukit Langkisau kita harus belok kanan. Jalan mendaki tajam menuju keatas bukit dengan pemandangan yang indah dan eksotis.
Sesampainya di bukit Langkisau wisatawan akan disuguhkan pemandang yang sangat indah. Pantai dipesisir selatan dan rumah penduduk di daerah Painan terhampar di depan mata.





Bagi wisatawan yang suka olah raga memantang bisa mencoba paragliding. Yaitu olah raga terjun bebas menggunakan parasut seperti terbang layang. Lepas landasnya dari puncak Langkisau dengan memanfaatkan angin menuju pantai carocok atau pantai salido. Selanjutnya kita akan diantar kembali keatas bukit dengan mengunakan sepeda motor. Aku sih gak berani naik ini... yang berani cuma suami dan adik iparku. 
Sekali naik akan dikenakan biaya 250 rb. 



Hari menjelang magrib.... rencananya kami akan menyaksikan sunset disini. Tapi rencana gagal karena mushola atau mesjid disekitar sini tidak ada. Ada  sih mushola kecil, tapi ditutup dengan alasan tidak ada air. Sungguh sangat disayangkan .... tempat wisata sebagus ini tapi gak punya air...*tepok jidat*
Akhirnya kami putuskan pulang dan  sholat di penginapan.


Keesokan paginya kami menuju TPI (tempat pelelangan ikan) di tarusan carocok. Sampai di dermaga pak Adli sudah menunggu. Dengan biaya 2 jt kita bisa naik ke boat. Didalam boat telah tersedia nasi kotak dan 2 dus air meneral. Aku beserta keluarga, adik adikku dan 2 keluarga taman kerjaku dulu total kami 18 orang akan berkeliling pantai di daerah pesisir selatan selama seharian. Mulai jam 8 pagi hingga jam 6 sore. Boatnya full musik lho ....
Sepanjang perjalan kami ditemani 3 orang, 1 pemilik boat, satu pemandu wisata dan satu lagi kenek boat (mungkin boleh aku menyebutnya begitu ya...)




Pulau Setan.
Menurut pemandu wisata kami, awalnya pulau ini bernama pulau Sutan. Karena wisatawan seenaknya menyebut, maka bergantilah nama pulau ini menjadi pulau setan.


Pulau Setan adalah pulau yang pertama kali kami lalui yang banyak dikunjungin wisatawan. Pulau ini berpasir putih. Pantainya landai dengan air biru jernih. Disini kita bisa bermain banana boat dan donat boat tapiiii ...harus sabar antri. Karena peminatnya banyak sementara banana dan donatnya cuma satu. Dipulau ini juga ada mushola dan wc umum. Masuk kepulau ini tidak dikenakan biaya sepeserpun alisa gratis.

Pulau Swarnadwipa atau pulau emas
Membaca nama pulau ini dari kejauhan aku sedikit heran. Kenapa pulau ini namanya beda dari pulau yang lain yang khas berbau minang. Saat aku tanya ke pemandu wisatanya, jawabannya sangat tidak memuaskan. Katanya...Dulu pulau ini disewa orang asing dan hanya orang asing yang boleh masuk kesini. Baru akhir akhir ini pulau swarnadwipa dibuka untuk umum. Gak puas dengan jawaban sang guide, sampai dirumah aku tanya sama oom google.(ini oomku yang paling pintar he..he..) ternyata swarnadwipa adalah julukan bagi pulau Sumatra. Berasal dari bahasa sangsekerta yang artinya pulau emas (swarnabumi) atau pulau yang bersinar (sumber wikipedia)
Untuk masuk ke pulau ini dikenakan biaya 30rb/orang. Aku dan rombongan tidak mampir ke pulau ini karena sudah mampir sebelumnya dipulau pamatusan dan anak anak sedang menyantap makan siang mereka di dalam boat.

Pulau Pamatusan
Ini adalah pulau yang pertama kali kami singgahi. Disebut pulau pamatusan karena pulau ini seperti membelah lautan. Pulau pamatusan adalah daratan memanjang yang tidak terlalu lebar. Jika air pasang, daratan pamatusan akan terpisah dengan daratan sumatra.

Muka belakang bibir pantai.

Air jernih, biru dan pasir pantai yang putih membuat wisatawan betah berlama lama snorkeling disini. Ikannya berwarna warni. Kak Lala bahkan menemukan  bintang laut berwarna merah berdiameter lebih kurang 30 cm disini. Tapi dilepas lagi....





Bagi sahabat yang belum terlalu mahir berenang sebaiknya berhati hati atau pakai jaket pelampung yang telah disediakan, karena pantai ini tidak landai. Ada beberapa tempat yang tiba tiba dalamnya hampir 2 meter.
Oya sahabat.... ketika kami hendak meninggalkan pulau pamatusan, kami dicegat oleh beberapa orang lelaki yang seperti preman disana. Mereka meminta bayaran 200 rb kepada kami sebagai uang kebersihan. Padahal kami tidak membuang sampah disana dan aku lihat petugas kebersihan juga tidak ada disana. Buktinya...dibeberapa tempat sampah masih berserakan

Ini buktinya...sampah masih berserakan.

Karena tidak ingin ribut, setelah nego akhirnya kami memberikan 150rb ke preman tersebut.  Gimana mau maju pariwisata indonesia kalo pungli ada dimana mana...hick...hick...

Pulau Pagang
Pulau cantik yang satu ini termasuk pulau yang ramai dikunjungi wisatawan. Dipulau pagang juga terdapat penyewaan banana boat. Selain itu dipulau pagang terdapat resorts. Yang mendirikan tendapun banyak disini.



Pulau pagang berhadapan dengan pulau pamatusan
Masuk ke pulau ini dikenakan biaya 30rb perorang.


Pulau Sironjong ketek
Topografi pulau sironjong ketek ini bertebing curam. Hanya seperti onggokan batu besar yang muncul dari permukaan laut. Bagi wisatawan yang hobi jumping cliff dari ketinggian dapat menjalurkan hobinya disini. Seperti suami dan adik iparku. Mereka meloncat dari tebing batu yang tingginya lebih kurang 20 meter. Disedia tali dari boat untuk memanjang ke atas tebing. Menurut guide kami, kedalaman air disini 15 meter.





Naik kepulau sironjong tidak dipungut biaya, alias gratis.

Selain pulau yang aku ceritakan diatas, ada lagi pulau mande, pulau sikuai dan pulau cubadak. Pulau yang terakhir aku sebutkan ini, katanya milik warga Italy. Wisatawan tidak diperbolehkan mampir ke pulau ini. Aku yang orang awam kecewa banget denger penjelasan si bapak guide. Kok bisa di negaraku ada pulau milik orang asing..
weleh...weleh....

Terakhir rute kami adalah air terjun ditengah pulau. Konon katanya air terjun ini air tawar yang bertemu air asin. Untuk sampai ke air terjun kami melewati hutan bakau. Tapi sayang.... mesin boat kami tersangkut diranting bakau dan boatnya rusak. Sehingga untuk kembali ke TPI tarusan boat kami harus ditarik oleh boat lain. Kecewa banget tidak dapat melihat air terjun, padahal kami satu boat berencana mandi di air terjun untuk menghilangkan lengket dibadan efek air laut.

Sampai di pelabuhan TPI jam 5 sore. Selanjutnya rombongan aku dan adik adik pulang menuju singkarak. Sedang keluarga teman temanku menuju padang panjang.
Esok paginya kami pulang ke Dumai.
Alhamdulilah sampai di rumah dengan selamat.

Untuk pertama kali liburan ke pesisir selatan, bikin nagih.... inshaaAllah tahun depan kesana lagi.....lihat pemandangan alam, air yang bersih dan jernih ...semoga akan selalu terjaga.

Wassalam

1 komentar: